Sabtu, 29 September 2012

Water Castle ~ Taman Sari Jogjakarta


Untuk kunjungan ke Yogyakarta kali ini kami alokasikan khusus untuk berwisata sejarah dalam sehari. Rencananya kami akan ke Taman Sari & Keraton Ngayogyakarta.
Kami berangkat dari hotel di daerah Dagen, Malioboro, sengaja naik becak karena kami tidak tahu persis letak Taman Sari, jadi daripada bingung mencari tidak ada salahnya naik becak sambil menikmati kota Yogyakarta sepanjang jalan. Seru juga kan ?



Water Castle atau Taman Sari Yogyakarta
alamat : Jl. Taman, Kraton, Kota Yogyakarta. (400 meter sebelah selatan Keraton Ngayogyakarta).
Jam Buka : Senin - Minggu, Pukul 09.00 - 15.30 WIB.

Harga Tiket masuk :
  • Wisatawan Domestik: Rp 3.000,-
  • Wisatawan Mancanegara: Rp 7.000,-
  • Biasanya wisatawan akan ditemani oleh Guide Lokal, tips serelanya. (rata-rata Rp 30.000,-)
Harga tiket kunjungan ke Tamansari memang relatif murah. Sambil menikmati peninggalan bersejarah ini, kita akan diceritakan oleh sang Guide tentang asal usul Water Castle ini.
Taman sari ini dibangun oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I pada tahun 1756 dan selesai pada tahun 1765. bangunan dan arsitektur taman sari merupakan perpaduan gaya Portugis, Cina, islam dan jawa. Sebagian dari bangunan dan arsitektur dari taman sari hancur, ini disebabkan oleh beberapa kali terjadi musibah yang dapat menghancurkan taman sari tersebut. Tempat ini digunakan untuk berbagai kepentingan, sebagai tempat rekreasi, peristirahatan, persembunyian dan meditasi.

Read more at http://uniqpost.com/19917/taman-sari-yogyakarta/
Dibangun oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I pada tahun 1756 dan selesai pada tahun 1765, bangunan Tamansari ini dipergunakan untuk berbagai kepentingan peristirahatan Sultan, persembunyian, meditasi. Bangunannya sendiri merupakan perpaduan gaya Portugis, China, Islam dan budaya Jawa.
Sewaktu saya kesini, beberapa bagian sedang dibenahi karena beberapa musibah membuat bangunan ini perlu direnovasi di beberapa sudut. Pemandu kami menceritakan kalau bahan untuk membuat istana ini jaman dahulu : pasir, putih telur, & air kelapa. Karena pada waktu itu belum dikenal semen.



Pemandu membawa kami sampai masuk ke kolam pemandian. Kolam pemandian di area ini dibagi menjadi tiga yaitu Umbul Kawitan (kolam untuk putra-putri Raja), Umbul Pamuncar (kolam untuk para selir), dan Umbul Panguras (kolam untuk Raja).
Kolam nya cukup luas dengan air biru bening didalamnya. Setelah beberapa jepret foto diambil, kami diajak ke menara tempat pribadi Sultan. Ada kamar pribadi Sultan dengan tempat tidur dari batu dan diatasnya kayu papan. Bagian bawahnya ada lubang untuk kayu bakar, berfungsi untuk menghangatkan ketika udara dingin. Seberangnya ada kamar ganti dan ada  kamar mandi untuk membersihkan diri.





Selepas menikmati pemandangan dari atas menara, kami diajak menuju Gapura Agung, tempat kedatangan kereta kencana yang biasa dinaiki Sultan dan keluarganya. Gapura yang dominan dengan ornamen bunga dan sayap burung ini menjadi pintu masuk bagi keluarga Sultan yang hendak memasuki Taman Sari.
Kami juga melewati Gerbang Carik, tempat untuk menerima tamu yang datang untuk bertemu Sultan. Didepan gerbang ini ada tanah lapang, kata pemandu kami tempat tersebut untuk menerima gaji para abdi Istana ini.



Pesanggrahan tepat di selatan Taman Sari menjadi tujuan berikutnya. Tempat ini dipakai untuk bersemedi Sultan.  Area ini juga menjadi tempat penyimpanan senjata-senjata, baju perang, dan keris-keris jaman dahulu. Pelatarannya biasa digunakan para prajurit berlatih pedang.


Sewaktu melewati tiap bangunan disini yang memiliki fungsi masing-masing, saya melihat sebuah bangunan yg bergaya Cina. Sang pemandu bercerita kalau salah satu selir Sultan berdarah Tiong hwa, jadi bangunan di dalam Istana ini ada yg berunsur budaya Cina & Ia berkata kalau di Yogyakarta semua rakyat keturunan Tiong hwa merasa aman karena bebas dari huru hara anti Cina.




Taman sari ini dibangun oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I pada tahun 1756 dan selesai pada tahun 1765. bangunan dan arsitektur taman sari merupakan perpaduan gaya Portugis, Cina, islam dan jawa. Sebagian dari bangunan dan arsitektur dari taman sari hancur, ini disebabkan oleh beberapa kali terjadi musibah yang dapat menghancurkan taman sari tersebut. Tempat ini digunakan untuk berbagai kepentingan, sebagai tempat rekreasi, peristirahatan, persembunyian dan meditasi.

Read more at http://uniqpost.com/19917/taman-sari-yogyakarta/
Rute berikutnya menuju Sumur Gumuling dan Gedung Kenongo. Untuk menuju tempat tersebut, kami harus melewati Tajug, lorong yang menghubungkan Taman Sari dengan keraton dan juga Pulo Kenongo. Lorong bawah tanah yang lebar ini memang untuk berjaga-jaga apabila keraton dalam keadaan genting. Ruang rahasia banyak tersembunyi di tempat ini.
Keluar dari Tajug, Anda akan melihat bekas dari Pulo Kenongo yang dulunya banyak ditumbuhi bunga kenanga yang menyedapkan Taman Sari.
Kemudian kami menuju Sumur Gumuling, masjid bawah tanah tempat peribadatan Sultan dan keluarga. Untuk menuju ke pusat masjid ini, harus melewati lorong-lorong yang gelap. Di tengah masjid berupa tempat berbentuk persegi dengan 5 anak tangga di sekelilingnya. Ketika menengadahkan kepala terlihat langit biru. Sungguh suatu bangunan yang artistik.





Sewaktu melewati tiap tempat di Istana ini, kami juga melewati kampung yang penghuni nya masih abdi dalem Keraton. Sangat tenang & tenteram suasana disini. Semua warga di sekitar Istana sepertinya benar-benar menjaga rumah nya sehingga tampak asri. Kami juga ditawari untuk belajar membatik di salah satu rumah yang kami lewati yang ternyata membuka kursus membatik. Benar-benar tergoda untuk belajar, melihat suasana di rumah tsb sangat mendukung & terlihat asri, adem.
 






Untuk mengunjungi seluruh Istana ini dibutuhkan waktu kurang lebih sekitar 2 jam, dengan berjalan kaki sambil mendengarkan sejarah Istana ini. Didalam Istana ini juga ada sebuah toko yang menjual lukisan yang dominan bergambar wayang, kerajinan wayang, & kain batik. Kita bisa melihat & bila tertarik dapat membelinya.







Jangan heran ya bila ketika berkeliling Istana ini kita bisa bertemu pasangan yang sedang foto prewedding. Ketika saya berkunjung kesana, ada pasangan berpose dengan seragam resmi Angkatan Laut. Hmm... 

                                                   *** 






Baca juga cerita jalan2 di Jogjakarta :
Menengok cantiknya Candi Prambanan
Jalan santai di Borobudur Temple
Wisata Sejarah di Keraton Jogjakarta 

Sabtu, 08 September 2012

Borobudur ~ A Magnificent site of world cultural heritage, the largest temple in the world

28 Agustus 2012
Hampir semua orang pasti pernah pergi ke Candi Borobudur bukan ? tapi pernahkah ke tempat ini sewaktu matahari terbit pertama kali di pagi hari ? yaa...Candi yang masuk dalam World Heritage ini memang terlihat paling indah ketika sunrise tiba.

Untuk melihat sunrise pengunjung harus merogoh koceknya lebih dalam. Untuk tiket masuk yang biasanya dibandrol Rp 25.000,-/orang, maka khusus untuk sunrise & sunset harganya menjadi Rp 250.000,-/orang. Bagi yang berminat bisa datang ke Hotel Manohara yang terletak di Komplek Taman Wisata Candi Borobudur, Jl. Badrawati Borobudur, Magelang 56553.
Subuh sekitar pukul 04.30 kita akan dipandu oleh guide dari hotel ini menuju ke Candi.

Untuk harga paket sunrise ini termasuk breakfast di hotel Manohara (roti & pisang bakar) & sebuah senter untuk penerangan selama naik ke atas Candi yang masih gelap.
Bila Anda beruntung cuaca mendukung dalam arti tidak ada mendung, maka jepretan Anda akan terlihat sangat indah, seperti yang dapat kita lihat di website hotel manohara (http://manoharaborobudur.com/id/).

diambil dari manoharaborobudur.com/id
Sayangnya waktu kita kesana, cuaca agak mendung jadi tidak bisa maksimal mendapatkan sinar matahari yang terbit dari timur. Tapi tidak apa2, kami tetap mendapat beberapa foto yang lumayan memikat, walaupun tidak seindah jepretan di website manohara.


Sewaktu kami berkunjung kesini, kami juga berbarengan dengan beberapa biksu yang berdoa di Candi ini.



Nah, bagi yang berminat untuk menikmati suasana tenang, damai sambil menikmati suasana di Borobudur paling tepat untuk bermalam di Manohara Hotel, karena hotel ini satu-satunya yang berada di kompleks Candi Borobudur. Kelebihan lainnya, ada potongan harga untuk melihat sunrise, menjadi Rp 230.000,-/orang khusus untuk tamu yang menginap disini. Saat malam hari ada pertunjukan tarian daerah. Rata-rata pengunjung adalah wisatawan mancanegara.
Candi Borobudur juga disinari cahaya saat malam tiba. Kita bisa ambil spot foto yang bagus dari hotel ini.



Tiap-tiap kamar di hotel ini dikelilingi oleh taman-taman yang hijau. Di sepanjang jalan yang bisa dilalui oleh tamu, ada  stupa-stupa kecil seperti yang ada di Borobudur. Di tengah taman juga ada tempat duduk-duduk lengkap dengan meja bulat yang terbuat dari batu mirip dengan batu yang dibuat Candi. Ada juga patung anak kecil yang sedang naik kerbau.
Dari hotel ini, kita bisa melihat langsung Candi dan bisa masuk ke lokasi secara gratis selama jam kunjungan normal ( jam 6 pagi- jam 5 sore). Kita masuk melalui pintu timur Candi Borobudur.



Nah tunggu apalagi ... mari kita kunjungi tempat yang indah & penuh nilai historis di tanah air kita ini.. :)


                                                                              ***






Baca juga cerita jalan2 di Jogjakarta :
Sejenak berkunjung ke Candi Prambanan
Cantiknya Water Castle Taman Sari Jogjakarta
Wisata Sejarah di Keraton Jogjakarta