Rabu, 03 Oktober 2012

Wisata Sejarah di Keraton Ngayogyakarta


Siang hari setelah selesai mengunjungi Taman Sari, kami langsung melanjutkan ke tujuan wisata selanjutnya, Keraton Ngayogyakarta yang berjarak hanya 0,6 km dari Taman Sari.
KERATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT
Alamat: Jl. Rotowijayan 1, Yogyakarta 55133, Indonesia
Phone: (0274) 373 721
Jam Buka: 08.00 - 14.00 WIB


Masuk di kompleks ini kami menuju ke tempat pembelian tiket masuk. Ada di sebelah kanan, seorang Bapak yang menjaga duduk diatas sebuah meja, jadi tidak didalam sebuah loket.
Karcis masuk ke lokasi keraton Rp 12.500,-/orang. Untuk yang membawa kamera ada tambahan biaya Rp 1.000,-/kamera. Dapat 2 buah stiker kenang-kenangan bergambar logo Keraton.
Kami ditanya akan memakai jasa seorang guide atau tidak. Bila iya akan dipanggilkan untuk menemani.
Memasuki Gerbang depan yang pintunya sangat besar & tinggi, kami melangkahkan kaki memasuki area Keraton yang pada tahun 1995 dicalonkan untuk menjadi salah satu situs warisan dunia UNESCO.


Bangunan-bangunan Keraton Yogyakarta lebih terlihat bergaya arsitektur Jawa tradisional. Di beberapa bagian tertentu terlihat sentuhan dari budaya asing seperti Portugis, Belanda, bahkan Cina.
Menurut sejarah, sebelum menempati Kraton Yogyakarta yang ada saat ini, Sri Sultan Hamengku Buwono I tinggal di Ambar Ketawang Gamping, Sleman. Lima kilometer di sebelah barat Kraton Yogyakarta.
Keraton didirikan oleh Sultan Hamengku Buwono I beberapa bulan pasca perjanjian Giyanti pada tahun 1755 & meski sudah berusia ratusan & pernah mengalami kerusakan akibat gempa besar pada tahun 1867, bangunan Keraton tetap berdiri dengan kokoh & terawat dengan baik.




Ada banyak hal yang bisa disaksikan di Kraton Yogyakarta, mulai dari aktivitas abdi dalem yang sedang melakukan tugasnya atau melihat koleksi barang-barang Kraton. 



Koleksi yang disimpan dalam kotak kaca yang tersebar di berbagai ruangan tersebut mulai dari keramik dan barang pecah belah, senjata, foto, miniatur dan replika, hingga aneka jenis batik.

Selain itu, wisatawan juga bisa menikmati pertunjukan seni dengan jadwal berbeda-beda setiap harinya & untuk menikmati pertunjukkan seni, wisatawan tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan.
Pada waktu kami disini, sekitar Pukul 10.30 ada pertunjukan Gamelan. Para turis yang datang di sini disediakan tempat duduk didepan pagelaran.





Jadwal pertunjukan harian di kraton :
Senin - Selasa: Musik gamelan (mulai jam 10.00 WIB)
Rabu: Wayang golek menak (mulai jam 10.00 WIB)
Kamis: Pertunjukan tari (mulai jam 10.00 WIB)
Jumat: Macapat (mulai jam 09.00 WIB)
Sabtu: Wayang kulit (mulai jam 09.30 WIB)
Minggu: Wayang orang & pertunjukan tari (mulai jam 09.30 WIB).





Mengunjungi Kraton Yogyakarta memberikan pengalaman yang berharga sekaligus mengesankan. Kraton Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat atau yang sekarang lebih dikenal dengan nama Kraton Yogyakarta merupakan pusat dari museum hidup kebudayaan Jawa yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Tidak hanya menjadi tempat tinggal raja dan keluarganya semata, Kraton juga menjadi kiblat perkembangan budaya Jawa, sekaligus penjaga nyala kebudayaan tersebut.
Di tempat ini wisatawan dapat belajar dan melihat secara langsung bagaimana budaya Jawa terus hidup serta dilestarikan.

Perjanjian RI dengan Sultan

Secara fisik istana para Sultan Yogyakarta memiliki tujuh kompleks inti yaitu Siti Hinggil Ler (Balairung Utara), Kamandhungan Ler (Kamandhungan Utara), Sri Manganti, Kedhaton, Kamagangan, Kamandhungan Kidul (Kamandhungan Selatan), dan Siti Hinggil Kidul (Balairung Selatan).

 
Sayangnya tidak semua dibuka untuk umum. Bagian kompleks yang terlarang dibatasi oleh pagar. Jadi kami hanya bisa mengambil fotonya dari luar.
Menurut yang saya baca, keraton ini didesign sendiri oleh Sultan Hamengku Buwono I  yang sekaligus pendiri Keraton. Sedangkan bentuk istana yang tampak sekarang ini sebagian besar merupakan hasil pemugaran dan restorasi yang dilakukan oleh Sultan Hamengku Buwono VIII (bertahta tahun 1921-1939).


Oya, bila ke Jogja kami tidak pernah melewatkan berbelanja di pasar Beringharjo yang menjual aneka baju batik & kerajinan, juga menyeberang ke Mirota, sebuah swalayan 3 lantai yang menjual aneka baju & kain batik, lantai 2 nya aneka kerajinan & lantai 3 nya resto.
Jalan santai di area Malioboro memang tidak pernah membosankan. Apalagi hotel kami di daerah Dagen yang sangat dekat dengan kawasan ini.
Jangan lupa juga mencoba aneka makanan yang khas & enak asli dari Jogja seperti : Gudeg Yu Djum & bakpia pathok, juga Empek-empek ya.
Selamat berlibur !


* Semua foto di blog ini merupakan koleksi pribadi.
* sejarah Keraton dibaca dari beberapa situs seperti : wikipedia bahasa Indonesia, YogYES, brightview.



                                                                                   ***


Baca juga cerita lain tentang Jogjakarta :
Sejenak mengunjungi Candi Prambanan
Jalan santai ke Borobudur Temple
Menilik indahnya Water Castle Jogjakarta
   









Tidak ada komentar:

Posting Komentar