Minggu, 24 Juli 2016

Jeonju, Kota Gastronomi yang Cantik di Korea (Part 1)


otw cathedral

Jeonju adalah kota kecil yang saya jadwalkan dalam kunjungan wisata saya ke Korea. 

Apa yang menarik dari Jeonju?
 
Sebenarnya, kalau saya  tidak membaca salah satu buku traveling karangan penulis lokal kita yang terkenal, saya tidak akan mengetahui kota ini sebelumnya. Maklum, yang familiar di telinga saya adalah Seoul, Busan & Jeju Island Open-mouthed smile Nah saking tertariknya saya membaca tentang Jeonju, saya putuskan untuk menginap semalam disini, supaya maksimal mengeksplor kota Jeonju.

Saya berangkat dari Seoul Express Bus Terminal, langsung antri di loket, 20 menit sebelum keberangkatan bus yang saya naiki. Bus ke Jeonju berangkat tiap 10 menit sekali, jadi bagi yang mau ke Jeonju tidak perlu khawatir akan kehabisan tiket.

jeonju bus

Harga tiket yang saya beli ₩ 18.700 /adult. Di tiketnya tertera rute yang ditempuh sejauh 202,6km. Perjalanan memakan waktu kurang lebih 3 jam dengan pemberhentian 1x di rest area untuk memberikan kesempatan bagi penumpang ke toilet/membeli makanan. Rest Area disini luas, dengan udara sejuk & pemandangan yang cantik. Memang kita akan disuguhi pemandangan cantik sepanjang perjalanan ke Jeonju. Saya membeli roti bulat isi kacang merah disini, dan memakannya di dalam bus, rasanya enak hehehe..Open-mouthed smile

Sesampainya di terminal bus Jeonju, saya mencari taksi untuk mengantar ke guest house tempat saya menginap. Taksi yang pertama menolak kami, dengan alasan tidak paham alamat yang saya berikan (walaupun sudah dalam bahasa hangul), kami menunggu antrian taksi berikutnya, sambil was-was akan ditolak lagi. Maklum, rata-rata sopir taksi sepertinya kurang fasih bahasa Inggris, jadi kami hanya mengandalkan alamat yang saya tulis dalam bahasa hangul tadi.

Taksi yang kedua, seorang bapak setengah baya (yang lebih trendy penampilannya dari sopir taksi pertama) langsung saya sodori alamat guest house, dan setelah kebingungan juga, ia akhirnya menyilakan kami naik taksinya & memencet GPS yang terpasang di dashboard taksinya. Syukurlah…. ternyata si bapak tidak gaptek hehehe.. Hot smile

Guest house kami ternyata tidak begitu jauh dari terminal bus, kami membayar 4.200 untuk biaya taksi. Nama guest house kami Star Maru Guest House, reviewnya bisa dibaca disini.

jeonju GH

hanok GH
Salah satu guest house dengan rupa hanok style

Karena kami tidak menemukan resepsionis di Star Maru (kebetulan memang belum jam check in), kami memutuskan untuk jalan kaki di sekitaran hotel. Karena Star Maru berada di area dekat Gyeonggijeon, kami sangat antusias mengitari area disekitarnya. Ada restoran, minimarket (yeeeyyy…..) & banyak sekali guest house lainnya yang cantik-cantik dengan model hanok. Diujung jalan saya tidak habis-habisnya tersenyum senang karena kecantikan rumah tradisional Korea yang berjejeran di tiap gang. Dan diujung sana.. saya melihat kubah Gereja yang tampak mempesona. Yaaaa… Gereja inilah yang menarik perhatianku di buku yang akhirnya membuatku memastikan hati bakal mampir di kota Jeonju.

WHY JEONJU?

Jeonju adalah kota kecil di Korea yang dinobatkan oleh UNESCO sebagai kota gastronomi /kota makanan sehat. Di Korea sendiri, Jeonju dinobatkan sebagai The Star of 2010 Korea Tourism & The No.1 Tourist Attraction in 2011 Korea Tourism. Di Jeonju kita bisa melihat Hanok Village terbesar di Korea. Yang rata-rata rumah hanok ini masih dihuni oleh penduduk setempat. Ada lebih dari 700 Korean-style houses di Jeonju. 

Nah sudah jelas kan kalau kita ke Jeonju sebagian besar tujuan utamanya adalah melihat Hanok Village yang cantik itu. Selain itu tentu kita bisa makan makanan khas Korea yang terkenal lezat disini. Sepanjang saya melihat, banyak yang berjualan makanan & masing-masing menempati rumah yang masih bergaya hanok.

Sebenarnya selain Hanok Village, banyak sekali yang bisa dikunjungi di Jeonju, seperti Jeondong Cathedral, Gyeonggijeon Shrine & Taejo Royal Portrait, Pungnam Mun, Jeonju Hyanggyo, Omokdae, Namgo Sanseong & masih banyak lagi. Kalau datang kesini awal bulan Mei, bisa melihat beberapa festival yang terkenal seperti Jeonju Hanji Culture Festival & Jeonju International Film Festival.
 
Karena saya ingin melihat objek wisata disini tidak terburu-buru (kalau buru-buru bedanya sama ikutan tour apa dong? hehehe.. Smile with tongue out) maka saya putuskan memilih beberapa objek saja. Saya ceritakan satu-satu yaa…

GYEONGGIJEON SHRINE
Gyeonggi Jeon berarti istana yang didirikan di tanah yang tepat. Didirikan tahun 1410 sebagai istana untuk mengabadikan the royal portrait dari Raja Taejo Lee Seong-Gye, pendiri dinasti Joseon.


palace2

Dari guest house kami, letak Gyeonggijeon cukup walking distance alias deket banget hehehe.. Be right back Di sini juga pernah dijadikan lokasi shooting  ”Pincess Hours” TV drama & “Empress Myeongseong” TV series.

palace5

palace6

Untuk masuk ke dalam lokasi Gyeonggijeon saya lewat pintu samping (west gate), karena lebih dekat dari guest house kami, ada loket tiket juga yang dijaga oleh bibi yang ramah.  Kalau lewat pintu depan (main entrance) loketnya lebih besar & lebih ramai turis. 

Oya, selama di Jeonju jumlah turis lokalnya sangat banyak, rata-rata pelajar. Turis bule jarang banget saya jumpai. Turis tanah air juga tidak terlihat, walaupun kalau saya lihat di internet, sudah ada beberapa cerita tentang Jeonju dari teman-teman di tanah air.

palace3

Lokasi Gyeonggijeon tidak begitu luas, tapi juga tidak kecil jika dibandingkan dengan Gyeongbokgung di Seoul. Di Gyeonggijeon terdapat Taejo Royal Portrait Museum yang menyimpan potret raja Taejo dan keluarganya.

royal portrait Museum
Royal Portrait Museum

Foto diatas adalah bagian depan museum. Didalamnya terdapat portrait Raja Taejo & beberapa miniatur pasukan yang ditata cantik, seperti foto yang saya ambil dibawah ini. Selain itu terdapat juga portrait King Sejong, King Jeongjo, King Yeongjo, King Cheoljong, Emperor Gojong, Emperor Sunjong. Kita juga bisa melihat Diagram of Gyeonggijeon & Jogyeongmyo yang dibuat tahun 1899, scented sachet Joseon, stone dragon head Joseon, black box, Aga ritual table, tandu untuk berbagai keperluan dan masih banyak lagi milik dinasti Joseon.

palace1
Portrait of King Taejo (kiri)


Harga tiket masuk : W3.000/adult, W2.500/chd.

Jam berkunjung : Pk. 09.00 -19.00 // Khusus Museum :  June-Aug : pk. 09.00-20.00 / Nov-February : 09.00-18.00. Museum Tutup setiap hari Senin & 1 Januari.

Address : 44 Taejoro (road), Wansan-gu, Jeonju, Jeonbuk, Korea, 565-033, Tel : 063-231-0090, 0190 ; Fax : 063-231-0191.

Bersambung ke Part 2, disini.




~~00~~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar