Minggu, 29 Desember 2013

KULINER LEGENDARIS DI KUDUS


KULINER KHAS KUDUS

Bagi yang hendak mampir/sekedar lewat di kota Kudus, Jawa Tengah & mau mencicipi kuliner setempat yang terkenal enak dari jaman bahula, boleh deh dicoba kuliner yang saya sebutkan dibawah ini. Mungkin belum lengkap semua kuliner yang saya sebutkan, tapi bila anda punya 1-2 hari di kota ini, pastilah cukup untuk merasakan nikmatnya kuliner kota Kudus yang melegenda :)

Berikut daftar kuliner yang menurut saya enak, sekali lagi ini subjektif dari selera saya loh.. Dijamin pasti gga nyesel ! (*dengan syarat seleranya mirip yah*) :p

LENTOG PAK MITRO
Terletak di Jalan Tanjung, Lentog adalah makanan khas Kudus. Terdiri dari lontong ukuran besar yang dipotong tipis-tipis & diberi lauk berupa tahu/tempe potong & sayur gori, disiram dengan kuah pedas & kuah opor encer. Banyak penjual lentog di Kudus, tapi yang rasa lontongnya paling lembut & kuahnya paling enak, ya hanya di Lentog Pak Mitro. Ingat ya, kalau ke daerah Tanjung, penjual lentog berjejer-jejer, lentog pak Mitro letaknya di tengah.
Buka : dari pagi hari jam 6.00 - siang hari.


SOTO KERBAU KARSO KARSI
Terletak di Jalan Agil Kusumadya. Soto kerbau dengan rasa yang enak ini idola bagi pelancong maupun penduduk lokal. Baru buka siang hari sampai habis. Dari arah Semarang, soto ini terletak kanan jalan, sebelum RM Sari Rasa.
Buka : jam 12.00 siang - selesai.

GARANG ASEM RM. SARI RASA
Terletak di jalan Agil Kusumadya, kiri jalan dari Semarang, sebelum RSUD. Buka dari pagi sampai malam hari, tapi rata-rata jika anda kesiangan akan kehabisan, dan menunggu matang biasanya sore hari. Dengan gerbang khas warna hijau, rumah makan yang direnovasi menjadi luas & besar ini selalu ramai pembeli. Garang asem ayam kampung-nya sangat lezat & pedas, sehingga segerrr banget buat makan siang. Menu lain ada ayam goreng, nasi pecel, nasi tahu dll. Jika anda datang kesiangan/kemalaman biasanya Garang asem yang isi daging ayam sudah habis.
Pilihan Garang asem ada 2 : daging ayam kampung, iso & ati ayam.
Buka dari jam 9.00 pagi - malam hari.

 
SOTO AYAM & KERBAU IBU JATMI
Terletak di jalan Wahid Hasyim (kanan jalan dari arah Semarang), soto ini selalu ramai pembeli. Pengunjung bisa memilih soto ayam atau soto kerbau, keduanya lezat. Dengan porsi semangkuk yang agak besar,  pastinya cukup mengenyangkan. Beda denga versi soto ayam Semarang yang mangkuk nya kecil.
Buka : dari pagi hingga malam hari.

Soto ayam Ibu Jatmi
SATE KERBAU IBU JASTRO (Kompleks kantor CV Gunung Muria, dealer MITSUBISHI)
Banyak penjual sate kerbau di Kudus, tapi yang terkenal & enak menurut saya (dan kebanyakan penduduk lokal) ada di dalam kompleks kantor Mitsubishi di jalan A. Yani. Kanan jalan dari arah Semarang. Pembeli biasanya mengambil sendiri tusukan sate dan sambal kacang-nya. Rasanya empuk & lezat. Daging kerbau yang terkenal keras ditumbuk dahulu sebelum ditusuk menjadi sate dengan bumbu kacang yang mempunyai citarasa yang khas, sate ini patut dicoba.
Buka pagi-siang hari - jam 11.00 siang rata-rata sudah habis.


NASI & LONTONG TAHU PAK GARENG
Terletak di depan pasar Kliwon (dahulunya) sekarang beralih ke depan kantor PT Nojorono Kudus, jl Jend. Sudirman,  nasi tahu ini selalu ramai pembeli. Dengan uleg-uleg & cowek yang besar Pak Gareng mampu meracik nasi tahu sampai tengah malam, hebat sekali ya staminanya! Rasa tahu khas Kudus yang terkenal empuk & enak dicampur bumbu kacang & gimbal yang kriuk-kriuk (bagi yg tidak suka kacang bisa diganti bumbu kecap saja) mampu memikat siapa saja pecinta kuliner tahu.
Note: selain tahu Kudus yang terkenal, kecap asli Kudus juga terkenal enak, agak encer tapi sangat cocok dibuat sate & nasi tahu.
buka : dari sore jam 5.30- malam hari.


Sekian review makanan khas Kudus yang enak, nanti jika ada yang terlewat akan saya update lagi. So .. jangan lupa di bookmark halaman ini yaa.. ^^


***


Sabtu, 14 Desember 2013

JELAJAH VIETNAM : Noi Ba - Hoa Lu - Tam Coc Tour - Hoan Kiem Lake


JELAJAH VIETNAM


NOI BA AIRPORT - OLD QUARTER
Kami berangkat dari Terminal 3 Changi airport menuju Hanoi dengan Vietnam Airlines, maskapai kebanggaan negara Vietnam (dan saya baru pertama kali mencobanya). Terminal 3 Changi benar-benar luas & menyenangkan (baru kali ini saya benar-benar senang berada di airport), ada wahana bermain yang dibentuk seperti New Zealand mini, anak-anak sangat girang bermain disana. Selama menunggu waktu boarding, saya menggunakan fasilitas pijat gratis di kursi Osim. enaknyaa....rileks banget rasanya (*kepingin bawa pulang nih kursi) hehe..

Vietnam Airlines 'parkir' di depan T3
Terminal 3 Changi Airport
Setelah perjalanan kurang lebih 3 jam kami pun sampai di Noi Ba Airport, Hanoi. Setelah pemeriksaan imigrasi & mengambil bagasi kami mencari money changer & booth kartu perdana lokal. Setelah selesai urusan sim card yang melelahkan (karena petugas nya tidak ramah & sepertinya tidak mengerti kenapa internetnya tidak bisa digunakan) kami pun keluar untuk mencari taksi menuju penginapan kami di daerah Old Quarter.

Petunjuk yang kami baca : carilah Hanoi taxi. Tapi tidak ada merk Hanoi Taxi diluar. Ada papan-papan nama taksi diluar, tetapi Hanoi taxi tidak tertera. Masing-masing papan taksi memberikan harga yang berbeda-beda & sepertinya yang diinfokan oleh petugas sim card tadi benar, biaya ke pusat kota cuma 10 usd, tapi sulit mendapatkan taksi yang jujur diluar sini. Kamipun memilih taksi Mai Linh, salah satu yang direkomendasikan dari yang saya baca di internet. Si sopir bilang ongkosnya 20 usd ke hotel kami di daerah Old Quarter. Setelah masuk taksi, si sopir (berwajah malaikat) bertanya, where are u from? setelah itu kami gantian tanya, dia gga ngerti maksud kami / memang bahasa inggrisnya memang sebatas bertanya tadi ya? yang jelas, argo nya argo kuda, baru 3 detik uda naik terus, saya sampai melotot melihatnya..memang benar kata petugas tadi. Semula kami ingin naik mobil Vietnam airlines, yang akan berhenti di kantor Vietnam airlines di kota, kemudian melanjutkan dengan naik taksi (*yang ongkosnya pasti lebih murah daripada naik taksi langsung dari bandara), tapi kami berpikir ulang karena hari sudah malam & tidak lucu deh kalau kesasar malam-malam di negeri orang.

Tips :
* kalau tiba siang hari/saat langit masih terang cobalah naik mobil vietnam airlines diluar pintu terminal kedatangan (sebelahan persis dengan taksi), petugas/sopir nya sering menawari dengan harga 2 usd/orang ke kantor vietnam airlines di pusat kota. Bisa dilanjutkan dengan taksi/transportasi lain atau kalau mau tawar menawar dengan sopir siapa tahu beliau mau mengantar anda sampai tempat tujuan dengan penambahan biaya tertentu.

* Taksi yang berada di terminal kedatangan semuanya berbiaya tinggi, termasuk Mai Linh taksi, argo kuda. sebagai contoh, dari bandara sampai penginapan kami di Old Quarter totalnya 450.000 dong. Pada hari terakhir, di bandara keberangkatan kami baru sadar ada banyak taksi yang mengantar penumpang & ada Hanoi taksi disana. Jadi sebaiknya naik ke lantai 2 (terminal keberangkatan) untuk mencari taksi yang benar.

* Bila mau menukar uang dollar ke uang lokal (dong) di airport saat anda tiba, carilah dahulu pelan-pelan money changer disana. Setahu saya ada beberapa money changer, pilihlah yang menawarkan rate terbaik. Pengalaman pribadi, saya kecewa setelah tahu rate money changer di bawah escalator ternyata lebih murah dibanding yang saya beli di sebelah booth sim card. Dan....yang terbaik rate - nya selama saya di Hanoi, adalah menukarkan dollar anda di hotel (rata-rata hotel memberikan rate paling baik dibanding tempat lain, mereka juga menerima pecahan dollar kecil).

* Bila mau membeli sim card lokal, paling mudah meminta petugas hotel membelikannya untuk anda (petugas hotel disana ramah-ramah & selalu menawarkan bantuan apa pun), anda cukup memberi tips ke mereka, anda dapat sim card dengan harga 'normal'. Bila beli di airport, saya melihat harganya dinaikkan cukup signifikan. Contoh : harga asli 150.000 dong dijual 350.000 dong. Banyak sekali kan selisihnya?

Semoga tips nya membantu ya, supaya anda tidak kena getok kanan kiri selama berlibur.

Kami menginap di Hotel Splendid Star Suite, letaknya di jalan 28 Au trieu Street, Hoan Kiem district. Lokasinya bersebelahan dengan gereja St Joseph, di pusat keramaian Old Quarter, daerah yang direkomendasikan untuk menjadi tempat menginap. Review tentang hotel ini bisa dibaca disini.
Karena tiba di hotel sekitar jam 10 malam, kami yang sudah kelelahan memutuskan untuk mandi & tidur. Keesokan paginya kami berencana mengikuti tour ke Tam Coc.

HOA LU, NINH BINH - TAM COC TOUR
Pukul 7.00 pagi kami turun ke restoran hotel untuk breakfast, saya pilih menu Pho Bho (mie beras yang berwarna putih dengan potongan daging sapi) makanan khas Vietnam yang kata orang-orang mesti coba. Rasanya agak asing di lidah tapi enak jugaa :) 

Pho Bho, makanan khas Vietnam
Jam 8 pagi kami dijemput perwakilan travel untuk memulai Tam Coc Tour yang kami pesan via online. Kami dijemput mobil sedan warna hitam (yang bikin kami terkejut, karena di itinerary disebutkan mini van), dengan guide kami Mr Sinh, yang sangat ramah & berbicara inggris dengan jelas (membantu banget secara kalau ngomongnya cepat bisa mumet mencernanya hihi..)

DINH AND LE SANCTUARIES
Perjalanan ke arah selatan selama 2 jam menuju ke Hoa Lu untuk mengunjungi Dinh and Le sanctuaries. Selama perjalanan kami melihat banyak sekali gunung karst-yang sama dengan yang ada di Halong bay, pemandangan yang indah. Ketika kami melihat gunung itu dikeruk & ada pabrik didekatnya, sang guide bercerita kalau gunung-gunung itu dikeruk untuk dijadikan bahan semen. Hanoi, kota yang berkembang pesat karena 2 hal : pabrik semen & pariwisatanya. Pabrik-pabrik itu telah mengantongi ijin dari pemerintah untuk mengeruk gunung karst, sayang sekali ya kalau ke depannya gunung-gunung itu akan hilang. Polusi udara juga terjadi akibat pengerukan & pengolahan-nya. Cerobong pabrik penuh asap yang membumbung ke udara. Yang dilindungi oleh pemerintah adalah gunung karst yang ada di Tam Coc dan Halongbay.
 
Kuil Raja Dinh

Ada 2 kuil (kuil Raja Dinh dan kuil Raja Le) yang dibangun untuk mengenang dua raja yang pernah memerintah di Hoa Lu, yang dulunya merupakan ibukota Vietnam. Hoa Lu dipilih menjadi ibukota karena lokasinya sangat cocok sebagai benteng pertahanan. Di sekelilingnya ada gunung karst yang tinggi, sehingga musuh sulit menerobos. Gunung karst ini sama dengan yang ada di Halong Bay (dan juga yang kami lihat sepanjang perjalanan kesini), perbedaanya terletak di daratan.


Guide kami, Mr Sinh menceritakan sejarah tempat ini. Dahulu kala saat Raja Dinh (nama lengkapnya Dinh Tien Hoang, also known as Dinh Bo Linh), meninggal karena keracunan, sang ratu yang memilliki 3 anak ( 2 meninggal dalam peperangan, 1 masih berusia 8 tahun sehingga tidak mungkin naik tahta) menikah lagi dengan Jenderal Le (dikenal dengan nama Le Hoan) untuk menyelamatkan kerajaan yang saat itu sedang diintai oleh penjajah dari China, karena tidak baik jika terjadi kekosongan pemerintahan.
Itulah sebabnya ada 2 dinasti yang memerintah, Dinh Dynasty dan Le Dynasty. 

Dari pernikahan dengan Jenderal Le, sang Ratu memiliki seorang anak yang kemudian melanjutkan tahta, tapi hanya sebentar karena dilungsurkan oleh rakyat yang kurang menyegani sang Raja yang berkelakuan semena-mena terhadap rakyatnya. Nasib anak ke-3 sang ratu dengan mendiang Raja Dinh ? Pak Sinh menjawab, sang anak hanya bergelar royal family, tapi tidak punya kekuasaan apa-apa.

Kabar yang beredar, sang raja yang meninggal karena diracun, tidak ada kelanjutan ceritanya siapa yang meracun atau karena alasan apa. Tidak tertulis di sejarah. Ketika saya memasuki kuil pertama yang didedikasikan untuk raja Dinh, saya melihat patung Raja Dinh sendirian di tahta nya. Di sisi kanan patung Raja ada kursi yang diduduki patung kedua anak-nya yang meninggal dalam peperangan, di sebelah kiri patung Raja, ada kursi yang diduduki patung anak ke-3 nya, yang masih muda.

Ketika saya masuk kuil Raja Le, di tahta raja Le duduk sendirian. Di samping kanan ada kursi yang diduduki oleh anak tunggalnya, sedang di sebelah kirinya, duduk sang Ratu menghadap ke arah kuil Raja Dinh. Kabarnya rakyat kala itu sengaja membuat patung sang Ratu menghadap ke arah keluarga nya yang pertama, Raja Dinh dan anak-anaknya. Wajah sang Ratu juga terlihat agak sedih. Mungkin rakyat saat itu ingin menceritakan bahwa sang Ratu tetap mengingat keluarga yang ditinggalkannya atau mungkin menyesal ? tidak ada yang tahu kebenarannya.

Seorang petugas pemerintahan menaiki sepeda di kompleks kuil

Sayangnya, istana kerajaan dua dinasti itu sudah hancur. Hanya tersisa batas-batas kolam & taman yang sekarang banyak ditumbuhi rumput-rumput liar & ada yang sudah menjadi sawah. Jenasah kedua raja & keluarganya berada di salah satu puncak gunung karst yang ada disana. *Ada papan petunjuk nya sewaktu saya berjalan melewati kompleks kuil.


Disini saya menjumpai seekor kerbau yang dihias, untuk berfoto/mengambil foto si kerbau, kita akan diminta membayar. Waktu itu si kerbau tidak ditemani sang pemilik, sehingga suami saya bisa bebas ambil gambar si kerbau yang satu ini hihi.. :D

Notes : 
* sewaktu keluar dari kompleks kuil ini akan ada banyak pedagang penjual buah/souvenir dll yang mengerumuni anda, jika Anda berniat membeli pada seorang penjual, bersiaplah bila semua pedagang akan mengerumuni dan 'memaksa' anda untuk membeli semua dagangan setiap penjual yang ada.

* pada waktu pertama kali masuk lokasi kuil jangan heran jika ada yang membuntuti anda terus, masing-masing kelompok biasanya ada 1 orang yang mengikuti. Beliau adalah tukang foto yang berniat mengabadikan tiap momen anda disana. Jika anda keberatan, cukup mengatakan tidak & bila beliau tetap mengikuti (biasanya begitu) anda tidak perlu bingung, jalan saja terus. Jika anda ingin membeli sebuah/beberapa fotonya, biasanya dijual 1 USD/lembar.

TAM COC BOAT TOUR famous with HALONG BAY ON THE LAND
Sebelum melanjutkan perjalanan wisata ke Tam Coc Boat Tour, kita makan siang dulu di restoran lokal dekat area wisata. Nama restorannya, Anh Dzung Garden restaurant, menu nya beraneka ragam (bila ada yang kurang cocok di menu, bisa diganti menu lain) & hampir semuanya kurang cocok di lidah saya hihihi...maklum, lidah nya Indonesia bangett... yang perlu diperhatikan disini, makanan nya memang gratis, tapi minumannya bayar, cukup mahal pula.. >.< well, pelajaran berharga selama di Vietnam, minum selalu bayar, walaupun makanan nya gratis. Di itinerary kan tulisannya free Lunch, bukan Lunch & drink (*hadehh....@_@)

Tampak luar & dalam restoran

Setelah makan siang, kamipun langsung mengikuti Tam Coc boat tour yang hanya beberapa langkah saja dari restoran ini.


Setelah antri beberapa saat dengan turis lain, kamipun mendapat sebuah sampan yang dikemudi oleh seorang bapak tua & istrinya yang ikut membantu mengayuh, duduk di tengah. Saya agak kaget melihat sebuah sampan yang sudah terisi dua orang, masih ditambah kami (suami & saya) plus guide kami Pak Sinh yang ikutan pula. * muat gga ya, pikirku* muat-nya sih muat, tapi bahaya gga ya? #pikiran seorang cewek yang gga bisa renang tapi nekat naik sampan, jadi maklum kalau agak lebay ya pemirsa wkwkwk..#

Dari sumber yang saya baca-baca sebelumnya, sampan ini hanya boleh dinaiki oleh 2 (dua) orang saja, seorang tamu & seorang lagi pengemudi sampan. Berhubung yang naik ini 5 orang, maklum saja yah kalau saya agak bingung. Setelah lihat kiri kanan depan-belakang (haiyahh..) saya lihat ada yang satu sampan diisi maksimal 4 orang. Well...it's okeylah selisih dikit pikir saya.



Dan mulailah kami ber-5 menikmati perjalanan selama 2 (dua) jam mengitari Tam Coc. Mungkin karena gerak tubuh saya yang terlihat agak kuatir, sang bapak bilang ke istrinya, supaya saya tenang karena berada di tangan yang tepat wkwkk...pak Sinh menerjemahkan ke bahasa inggris, saya pun malu hehe.. * sebenernya tinggi air di Tam Coc cuma sekitar 3 meter, tapi buat yang gga bisa berenang seperti saya kan 3 meter itu cukup tinggi yah...secara air yang lebih tinggi dari tinggi badanku aku anggap bisa menenggelamkan aku dongg...wkkkkwkwk :p




Dalam perjalanan ini kami melewati 3 buah gua, dengan gua yang pertama paling gelap dan panjang, jadi deg-deg an juga waktu melewati nya. Air yang jatuh menetes dari atas gua terkadang mengenai kami, juga terkadang bertemu sampan dari arah berlawanan yang sama-sama menghindari tetesan air yang cukup deras. wewww.... >.<

Gua yang kedua & ketiga tidak segelap pertama, cuma lebih pendek jadi kita mesti agak membungkuk supaya tidak kejedok. Setelah gua yang terakhir kita akan tiba di rute terakhir tam coc boat tour, disini banyak penjual minuman dan buah-buahan yang menjajakan dagangannya dari atas sampan. Mereka mendekat ke sampan kami & menawarkan dagangannya. Kalau anda tidak tertarik, mereka akan mengatakan supaya membeli air mineral untuk sang pengayuh sampan kami.


Setelah beberapa saat, sampan kembali ke rute semula, mengitari sungai yang berkelok-kelok & melewati gua yang tadi kita lewati. Pemandangan batu-batu menjulang dari hamparan sawah hijau  menghiasi kembali, dengan melewati sebuah pemakaman umum yang dibangun cantik sesuai adat disana.


Note : sesuai adat setelah beberapa tahun, makam akan dibuka kembali untuk dibersihkan & kemudian dibangun kembali dengan bangunan semakin meninggi.

Dalam perjalanan pulang ini, sang ibu menawarkan dagangannya berupa dompet dengan design khas Vietnam, kita bisa membeli/menolak dengan halus. Tapi saya membelinya supaya ibu pengayuh senang, beliau terlihat semangat membantu dari awal perjalanan yang agak gerimis dengan membuka payung (yang saya lihat di sampan lain tidak ada & beberapa turis saya lihat kehujanan). Mereka memang pasangan yang ramah & melakukan pekerjaannya sepenuh hati ^^

Lihat gaya foto si bapak dari jauh jadi geli ^^
Over all, tam coc boat tour memang must try deh ! pemandangan bukit karst yang ada di daratan tidak kalah cantik & eksotis dari Halong Bay yang lebih dulu terkenal. Tidak salah kalau Tam Coc ini disebut sebagai Halong Bay on the Land.

Selesai dari Tam Coc Boat tour kami akhirnya pulang kembali ke hotel kami di Hanoi. Hujan kembali mengguyur, dalam hati bersyukur banget tadi tidak hujan deras waktu naik sampan.
Istirahat sebentar di hotel, kami pun melanjutkan perjalanan hari ini menuju ke Hoan Kiem Lake, mengikuti peta yang kami dapat dari hotel. Ternyata letaknya dekat dengan hotel kami berada.



HOAN KIEM LAKE
Danau yang terkenal di Hanoi ini digunakan oleh masyarakat sebagai tempat bersosialisasi, pacaran, senam/jogging, memancing, atau sekedar jalan-jalan bersama anjing. Mereka tampak menikmati setiap kegiatan di seputar danau Hoan Kiem ini. Ada juga pasangan yang mengambil foto prewedding disini dengan latar belakang Red Bridge & Ngoc Son Temple.



Red Bridge yang terkenal dengan nama The Huc yang artinya Banjir sinar matahari pagi, saya seberangi untuk menuju Ngoc Son Temple di bagian utara danau. Ngoc Son Temple dibangun untuk mengenang jasa Tran Hung Dao, pahlawan yang menang memimpin Vietnam melawan 300.000 tentara Mongol yang dipimpin oleh kaisar Kubilai Khan.




Di dalam Temple selain bangunan utama juga ada kura-kura raksasa yang diawetkan. Di tengah danau ini ada Pagoda Kura-kura Thap Rua. Legenda yang ada, seorang bangsawan yang akhirnya menjadi raja Le Thai To, menemukan sebuah pedang di danau ini ketika sedang memancing. Dengan bantuan pedang ini beliau berhasil memenangkan perang. Saat sang Raja berniat mengembalikan pedang, muncul seekor kura-kura raksasa berwarna emas dari dalam danau & Raja pun mengembalikan pedang tersebut. Oleh karena itu danau ini berubah nama dari Luc Thuy menjadi Hoan Kiem yang artinya kembalinya pedang.

Pagoda Kura-kura Thap Rua

Ketika saya tiba disini, waktu sudah sangat mepet sebelum kuil ditutup untuk umum. Bersyukur kami masih bisa masuk & melihat-lihat kuil yang terkenal di Hanoi ini.
Harga tiket 1 orang dewasa Rp 10.000 atau 20.000 VND (Vietnam Dong)

MAKANAN DI OLD QUARTER
Nah..setelah capek muter-muter di Hoan Kiem Lake, kami menyeberang jalan (Old Quarter area) dan mendapati beberapa penjual makanan. Karena saya penasaran mencoba Pho Bho yang terkenal enak disini, saya pun mulai mencari-cari kira2 mana yang enak, tapi semua nya ramai pembeli, sehingga cukup pusing juga memilih yang mana.

Akhirnya saya jatuhkan pilihan di sebuah kedai, tapi yang dijual ternyata bukan Pho Bho/Pho Ga, tapi Nom Bo. Isinya mie putih yang keras (bingung koq gga empuk kenapa ya?), dengan potongan iso, daging babi (sepertinya) dan taburan kacang goreng yang ditumbuk kasar & daun (seperti kemangi tapi bukan). Rasanya seperti manisan, kecut dari cuka tapi ada rasa manis & asin. Cukup unik..^^

Yang cukup unik lagi nih di Hanoi, penjual makanan lokal selalu menggelar kursi dan meja yang ukurannya kecil-kecil. Ini berlaku bagi penjual di pinggir jalan maupun di dalam sebuah kedai. Saya sampai geli ketika mau duduk dan makan ^^
 
Mie dengan bumbu kacang yang rasa kuahnya seperti manisan

Bagi yang kebingungan cari makanan karena kurang cocok selera lokal, bisa makan di KFC saja, di seberang Hoan Kiem Lake ada KFC 2 lantai. Kalau bingung lokasinya, cukup puterin saja Hoan Kiem Lake dari sana akan kelihatan gedung KFC nya dibagian mana. Harga KFC di Hanoi lebih murah dibandingkan di tanah air.

Di Old Quarter ini, saya membeli beberapa cinderamata dari sebuah toko yang menghadap ke danau. Mbak-nya ramah & ketika ditanya mengenai barang yang dijual, terkadang dia tidak paham hehe..tapi harga yang dijual cukup masuk akal. Si mbak menawarkan bila membeli lebih banyak harganya akan lebih murah. Ternyata setelah saya mengitari beberapa tempat souvenir, toko mbak ini memang paling murah.

# Sedikit tips bagi yang suka foto2, di lantai 2 KFC ini kalian bisa ambil foto kehidupan malam di Hanoi yang sangat unik, banyaknya motor lalu lalang tak tentu arah, plus pedagang yang menjajakan makanan pada orang-orang yang sedang duduk/ngobrol di bundaran air mancur di tengah jalan yang lebar itu merupakan pemandangan yang cukup menarik.

# Bagi pejalan kaki yang hendak menyeberang jalan dihimbau untuk berhati-hati ya, lalu lintas di Hanoi terkenal paling semrawut. Saya sampai membeli sebuah kaos saking cocoknya dengan kalimat yang disablon di kaos tsb. Lalu lintas di Hanoi : lampu hijau jalan, lampu orange tetap jalan, lampu merah tetep bisa jalan *in english tentunya.. ^^

# Bagi pejalan kaki juga yang sedang jalan santai di pinggir jalan, hati-hati dengan kabel listrik di Hanoi yang terkenal semramwut dan menjalar kemana-mana. Kabel listrik dengan jumlah banyak & kadang berukuran besar hanya menggantung begitu saja di tiang listrik, terkadang ada yang menjuntai juga di trotoar. Jadi perhatikan kabel & jalan, jangan hanya perhatikan jalan. Hehe..peringatan yang cukup aneh bukan ? 
Cyclo di Old Quarter

Di seberang Hoan Kiem Lake ini ternyata ada gedung pertunjukan water puppet yang terkenal, Thang Long Water Puppet Theatre. Dibawah adalah foto jadwal show & harga tiket-nya. Kalau di kurs-kan IDR harga show nya Rp 50.000/orang untuk type 1 (VIP), yang type 2 harganya Rp 30.000/orang.

Jadwal pertunjukan Water Puppet
Memang pusat kehidupan turis berada di sekitaran Hoan Kiem Lake, jadi hotel yang kami pilih memang tidak salah. Dekat dengan objek wisata & sepanjang jalan yang kami lalui adalah pedagang-pedagang yang menjual cinderamata khas Vietnam, juga ada butik-butik sutra & toko lukisan dimana lukisannya terbuat dari sulaman benang warna warni, sangat indah .. ^^


***

* Bersambung ke seri berikutnya :
Romantic Halong Bay with Indochina Sails 3
Berkunjung ke St Joseph Katedral di Hanoi

 


























Rabu, 11 Desember 2013

Cantiknya VIETNAM : Hanoi - Halong City - Indo China Sails Junk



ROMANTIC HALONG BAY
 WITH INDOCHINA SAILS JUNK CRUISE

HANOI - HALONG CITY
Kami bersiap-siap dijemput dari hotel kecil kami oleh driver Indo China Sails jam 7.45 pagi. Sebelumnya kami sempatkan dulu breakfast di hotel, menu yang saya pilih hari ini : Pho Ga (Mie ayam) beda dikit dengan menu kemarin Pho Bho (mie daging sapi). Ternyata saya lebih menyukai Pho Ga daripada Pho Bho, karena dagingnya lebih empuk :)
Jam 7.45 kami dijemput di hotel dengan mobil MPV merk Mercedez berukuran lumayan besar (hal yang lazim dijumpai, bila disini kita sering menjumpai Suzuki APV untuk menjemput tamu-tamu yang ikut tour terutama di Bali, di Hanoi mereka menjemput dengan mobil ini). Kami tamu pertama yang dijemput, setelah kami driver masih menjemput 3 pasang tamu lagi dari beberapa hotel. Perjalanan menuju ke Halong City sekitar 4 jam. Jalan-jalan yang kami lalui selama perjalanan : keruwetan lalu lintas di pusat kota, dengan banyak sekali motor berlalu lalang & menekan klakson berkali-kali sampai berisik sekali hehehe... (di tanah air, orang hanya klakson sekali dua kali yaa..) setelah agak keluar kota suasana lebih sepi, tapi jalanannya agak rusak karena ada perbaikan & pelebaran jalan. Yaa..Hanoi sedang berbenah, pembangunan jalan dimana-mana, mungkin 3 tahun kedepan, jalanan akan lancar & lebih nyaman. Pemerintah disini sepertinya sedang menyiapkan pembangunan kota untuk mendukung sektor pariwisata, terutama akses ke Halong City.

HALONG CITY
Setelah 4 jam perjalanan darat kami sampai di Halong city, dengan 1x pemberhentian di sebuah toko yang cukup besar. Didalamnya dijual berbagai macam kerajinan & souvenir, batu berharga, patung-patung, ukiran, baju sutra & juga ada sebuah restoran. Driver akan melanjutkan perjalanan 20 menit kedepan. Kami bisa istirahat (ke toilet) & berbelanja disini. 
Kerajinan disini yang terkenal adalah rajutannya, dibuat oleh orang-orang korban senjata kimia sewaktu perang dahulu. Efek kimia nya belum hilang setelah 40 tahun berlalu, penduduk yang terkena senjata kimia ini, keturunannya akan mengalami cacat yang beraneka ragam. Tapi orang cacat disini masih punya semangat hidup yang cukup tinggi untuk tetap hidup & berkarya. Mereka mau bekerja menenun & lain-lain, walaupun butuh waktu yang sangat lama untuk menyelesaikan sebuah karya. Guide kami kemarin mengatakan bahwa butuh waktu sekitar 6 bulan untuk menyelesaikan sebuah tenunan, tapi mereka tetap bersemangat melakukannya. Hebat sekali bukan ?
Ada sebuah kotak donatur di dalam toko. Bantuan bisa diberikan dengan memberikan uang tunai ke dalam kotak ini atau dengan membeli produk hasil kerajinan mereka.

HALONG CITY - INDOCHINA SAILS 3 - TITOP ISLAND - CUA VAN FLOATING VILLAGE
Setelah sampai di Halong City, kami diminta menunggu di kantor milik Indo China Sails di dekat Bai Chay/Halong Pier. Banyak juga tamu-tamu (terutama bule) yang mau berlayar. Di sekitar kantor ini banyak dijumpai hotel-hotel. Sepertinya pembangunan hotel akan semakin menjamur seiring dengan  makin banyaknya turis yang datang karena keindahan Halong Bay semakin mendunia. Kami diminta meletakkan semua tas/koper di mobil saja karena akan dibawa langsung oleh pihak cruise. Tas akan tiba di depan kamar kami masing-masing nantinya.
Kantor milik Indochina Sails
Para staf sangat ramah & murah senyum dalam melayani setiap tamu. Ini salah satu alasan saya memilih Indo China Cruise, review yang bagus di internet & juga dari buku yang saya baca.
Para staf hotel & guide kami sebelumnya juga mengatakan hal yang serupa sewaktu mereka bertanya besok akan naik kapal apa & kami menjawab Indo China. Sungguh melegakan karena terus terang bagi saya yang tidak bisa berenang, naik cruise bukan minat saya hehehe... takut tenggelam, takut berada di tengah-tengah laut, takut terjadi hal-hal aneh selama berlayar.., takut ketemu hiu & ketakutan lain yang mungkin tidak berdasar bagi suami saya yang bisa berenang hehe...(*ini ide dia yang ngebet naik cruise).

Baru sebentar kami menunggu, kami dipersilahkan naik boat kecil yang akan mengantar kami ke kapal. Ada beberapa kapal milik Indo China, nah yang saya naiki namanya Indo China Sails 3. Sebelum naik boat kami diminta memakai baju pelampung (dan selalu begitu setiap meninggalkan kapal & menaiki boat ini ke pulau-pulau berikutnya).

Indochina Sails 3
Di dalam kapal, rombongan tur diminta ke ruang makan & menikmati minuman seperti teh, saya lupa namanya. Manager kapal, Mr Thomas,  menjelaskan tata cara & perangkat keselamatan di kapal ini dengan bahasa Inggris. Setelah selesai kami pun boleh masuk kamar masing-masing.
 Superior Room yang kami pesan
Ruang makan di Indochina Sails

Tepat jam 13.00 kami ke ruang makan dan menikmati santap siang dengan menu khas Vietnam & internasional. Banyak sekali macamnya & silih berganti seperti kalau menghadiri resepsi pernikahan, bedanya tiap orang disajikan per porsi. Seperti biasa, makanan-nya free (udah termasuk di paket) tetapi minumannya di charge (kita ditawari mau minum apa). Saya udah mempersiapkan beberapa mineral water sebelum naik kapal, tapi memang saya taruh saja di dalam kamar untuk persediaan kami yang memang minum-nya banyak *takut kurang persediaan* Tapi jangan kuatir ya, tarif minuman di atas kapal jauh lebih murah daripada di restoran Tam Coc kemarin :)

TITOP ISLAND
Selesai makan siang kami menuju Titop Island, dimana pulau ini punya pasir putih & dari puncak bukit karst disana kita bisa melihat pemandangan Halong Bay yang amazing. Paman Ho (Ho Chi Minh) pernah mengajak tamu kenegaraan kesini. 
Selama di Titop Island kami bisa berenang, santai-santai di pantai & menaiki ratusan anak tangga menuju puncak bukit karst. Dari puncak bukit ini pemandangannya amazing bangett ! jadi jangan dilewatkan yaa...jangan lupa bawa air & siapkan stamina Anda :)
Pemandangan dari atas bukit yang menakjubkan
Note :
* Hati-hati dengan jellyfish yang ada di Halong Bay, jika tersengat segera hubungi staf kapal yang standby di dekat pantai.
*Para kru hotel sangat baik, mereka menyiapkan handuk selepas kita turun dari memanjat bukit. Handuk juga bisa dibuat alas di pasir untuk duduk-duduk. Kalau mau duduk di kursi pinggir pantai itu gga free loh...disewakan oleh mas-mas yang ada disana. Makanya kita disarankan untuk duduk di pantai saja pakai alas handuk.

CUA VAN FLOATING FISHING VILLAGE
Lepas dari sini kami balik ke kapal dan berlayar kembali sekitar 45 menit menuju Cua Van floating fishing Village. Nah sampai di desa nelayan ini kita bisa pilih mau mengelilingi desa memakai jasa sampan yang didayung oleh penduduk lokal atau mau nyobain kayak (yang ini mendayung sendiri, muat 2 orang per kayak). Yang pilih naik kayak ada biaya tambahan sebesar $10 USD/orang. Waktu yang diberikan untuk berkayak ria kurang lebih 45 menit.

Fishing Village (kiri) ; sekolah terapung (kanan)
Saya pilih option yang pertama. Hoki banget karena pendayung sampan kami adalah satu-satunya pria (yang lain dapat wanita yang terkadang mendayung dengan kaki mereka supaya lebih ringan) & mas pendayung kami sangat atraktif wkwkkk.... beliau menawarkan jasanya memotret kami berdua - latar belakang bukit karst dengan kami naik sampan-nya. Awalnya saya kira apa bisa ya, apa fotonya gga miring2 karena sampannya goyang-goyang? hehe...tapi diluar dugaan, hasil fotonya bagus-bagus pemirsa! beliau memang tidak fasih berbahasa Inggris, tapi berusaha maksimal menjelaskan tiap tempat & mengajak ngobrol kami sebisa-nya. Ada yang paham & tidak sii..but it's okey-lah hehehe...

Sejarah desa ini berdiri karena penduduk lokal berusaha menghindari jajahan dari negara asing sehingga bersembunyi di gunung-gunung karst di Halong Bay, mereka membuat rumah terapung di atas air, transportasi utama adalah sampan. Mas tadi menjelaskan, untuk bahan pokok makanan mereka tetap mengambil di Halong City & membawanya dengan sampan ke rumah air mereka. Mata pencaharian utama disini adalah menangkap ikan dan kerang. Mereka juga membuat semacam tambak untuk beternak ikan. Sesampai nya di darat saya sempat melihat-lihat tambak buatan dari atas rumah air mereka. Dan pemirsa....rumah nya memang tidak goyang-goyang, cukup stabil walaupun banyak turis berada diatasnya :D

Rumah air dibuat dengan meletakkan drum-drum yang sudah diikat dibawah rumah tersebut, cukup kuat, tahan angin & hujan. Dan jangan heran kalau mereka juga memelihara anjing di rumahnya hehe...anjingnya pinter berenang semua pastinya ! :) Sewaktu mengelilingi desa air ini saya juga ditunjukkan ada sebuah sekolah pemerintah yang didirikan disini. Bangunannya paling rapi & lebar. Si mas pendayung juga menunjukkan rumah yang ditinggalinya bersama keluarga.
salah satu anak sekolah (kiri) ; membantu ayah mencari ikan (kanan)
Overall, pelayanannya si mas ini paling okee lah..sampai turis-turis yang lain pada ngiri hehe...karena cuma dia yang bisa ngambil foto kami berdua, yang lain tidak bisa memfotokan. Dan mas-nya ini juga paling banyak ngobrol & menceritakan banyak hal tentang desa nelayan disini.

LUON BO AREA
Selesai dari Fishing Village, kami kembali ke kapal & berlayar menuju Luon Bo area, disana kapal akan melepaskan jangkar & bermalam. Sekitar pukul 18.00 sore, saya & suami langsung naik ke atas dek kapal untuk memanjakan mata & juga hunting foto matahari terbenam yang pastinya sangat cantik dilihat dari atas kapal.


sunset @ Halong Bay
Indochina Sails juga memberikan bonus untuk pembelian minuman apa saja kecuali wine, beli 1 dapat 1. Leyeh-leyeh duduk diatas kapal sambil ngobrol & menikmati sunset di Halong Bay is a beautiful moment, once in a life time ^^  *tiba-tiba berasa jadi romantis, glekk..*


Jam 19.30 makan malam disajikan, menu nya prasmanan, jadi kita bisa pilih sesuka hati & nanduk juga sesuka hati hihihi... :p
Selepas dinner ini acaranya bebas, bisa bermain kartu, papan catur/game, massage (bayar ya yang ini), bisa juga mau mancing cumi-cumi dari kapal.

Note : di Luon Bo area, banyak kapal-kapal yang melepaskan jangkar & bermalam, juga ada kapal kecil milik nelayan yang memancing ikan, mereka menyalakan sebuah lampu untuk penerangan. Mengambil foto kapal nelayan di Halong Bay saat sunset merupakan hal yang wajib bagi pecinta fotografi.

Day 2 :
TAI CHI SESSION - SURPRISE CAVE
Pagi jam 6.00 saya mandi, dan menuju ke ruang makan, menikmati secangkir teh hangat sambil duduk memandang luar jendela, bukit karst yang indah & langit yang agak mendung. Hmm...Tai Chi session-nya bisa batal nih karena cuaca yang grimis & lantai kayu diatas dek kapal tempat senam sepertinya agak licin terkena air. Saya naik keatas pukul 5 pagi tadi sebelum mandi, untuk hunting foto matahari terbit tapi batal dapet moment-nya karena gerimis booo...

sunrise - mendung
Walaupun udah diinfokan bahwa Tai Chi bisa dimulai selama 20 menit ke depan, tapi sepertinya para turis enggan naik ke dek karena cuaca yang masih agak grimis & masih pada ngantuk juga kayak'nya hehe.. sama seperti aku yang lebih seneng di dalam kapal gga kena hujan.

SURPRISE CAVE
Hujan mulai agak lebat & kapal berjalan menuju Surprise Cave area. Berdoa semoga pas sampai gga hujan sehingga bisa maksimal menikmati gua yang terkenal keren ini.
Hujan masih, cuma agak berkurang, kami naik boat ke surprise cave. Masing-masing diberi jaket pelampung & jas hujan (benar-benar maksimal pelayanannya). Disini kita akan berjalan naik 150 langkah kaki dan selama di dalam gua kita akan menemukan uniknya keajaiban alam dari sebuah bukit karst yang didalamnya terbentuk gua yang sangat indah. Beberapa sudut gua diberi penerangan lampu berwarna warni, sehingga bisa menambah keindahan gua. 


Kenapa diberi nama Suprise Cave ? ehhhmmm... gua yang ditemukan oleh orang Perancis pada masa penjajahan saat itu punya alasan khusus kenapa diberi nama surprise. Yang pertama tentu saja karena tiap masuk dan makin masuk ke gua selalu ada kejutan dari bentuk gua-nya. Alasan kedua, tentu saja yang lucu karena ada bentuk (maaf) barang pria disana. Para turis ketawa ketiwi ketika dijelaskan mengenai hal ini.
Selesai mengitari gua, kami turun 200 langkah kaki melewati jalanan menurun yang terkadang licin (disarankan memakai alas kaki yang nyaman dan aman selama ke gua ini) dan akhirnya tiba kembali di kapal.



Hampir selesai tour kami di Halong Bay..jam 9 pagi kami diberi kesempatan untuk mandi & packing, bersiap-siap kembali ke Bai Chay/Halong Pier. Dalam perjalanan kembali, breakfast disiapkan di ruang makan. Kali ini saya tidak ragu mencoba menu Pho Ga (mie ayam) khas Vietnam. Penasaran dengan rasa-nya, apakah lebih enak yg di hotel atau lebih enak disini ? Ternyata sama-sama enak. Bedanya porsi disini mangkuk kecil, yang di hotel mangkuk besar ^^

Sarapan Pho Ga di kapal
Selesai makan pagi, kami leyeh-leyeh di sundeck menikmati pemandangan Halong Bay yang indah sebelum kembali ke pelabuhan. Hmmm...syukurlah hujan sudah reda ^^

Sampai di pelabuhan kami naik boat kecil kembali diantar ke kantor Indochina Sails sambil menunggu jemputan kami kembali ke hotel di Hanoi. Benar-benar perjalanan yang tak terlupakan deh.. ^^


***

Baca juga artikel Jelajah Vietnam yang lain :
Kunjungan ke St Joseph Katedral di Hanoi
Tam Coc Boat Tour ~ Halong Bay on the Land