Jumat, 21 Februari 2014

YUK KE MUSEUM BATIK KUNO DI SOLO

MENILIK SEJARAH BATIK DI MUSEUM BATIK KUNO 
DANAR HADI SOLO



Yaaa.....saya adalah pecinta batik, terutama batik Danar Hadi yang memang saya kenal sejak saya masih kecil. Ayah saya sering mengajak saya ke gerai batik Danar Hadi di Semarang untuk melihat-lihat & membeli kain batik. Dari situlah awal saya mengenal batik & si kecil Vivi ini sudah bisa memilih batik kesukaannya sendiri hehe... # walaupun batik yang saya pilih terkadang berbeda dengan selera batik ayah saya. Itulah batik....tiap orang akan memilih motif & warna sesuai selera masing-masing. So...gga ada istilah selera batik si A lebih baik dari si B.


Masuk dari pintu House of Danar Hadi, saya membeli tiket masuk & diantar oleh petugas menuju ke Museum Batik yang dibuka  tahun 2002 oleh Wapres Ibu Megawati. Letak museum ini di bagian belakang & persis bersebelahan dengan showroom gerai batik. Keseluruhan bangunan sangatlah klasik & artistik, maklum jika menilik sejarah bangunan ini yang merupakan kediaman seorang cucu dari Kasunanan Surakarta.

Inside House of  Danar Hadi
Penataan ruang dengan design Jawa modern
Melangkah masuk di ruangan paling depan, saya disambut oleh seorang petugas yang akan menjadi pemandu saya mengelilingi museum ini.  Sang petugas (saya panggil Mas ~ istilah Jawa'nya pria yang masih muda hehe...) mulai menceritakan mengenai asal mula sejarah batik pertama kali hadir di tanah air. Dari jaman sebelum kompeni datang sampai kompeni menginjakkan kaki di bumi pertiwi & membuat corak batik khusus hasil dari perpaduan cerita dongeng asing bangsa Eropa dengan batik. Ada pula motif yang menggambarkan kompeni melawan pahlawan Indonesia yang mereka belum mengenal namanya. Oh ya...saya melihat foto saat itu kompeni memakai batik bukan sebagai baju, tapi digunakan seperti memakai jarik.

Batik Belanda (kiri) ; Batik China (kanan) ~ diambil dari http://www.houseofdanarhadi.com/
Di ruangan berikutnya pemandu akan menceritakan macam-macam batik di nusantara beserta pengaruh bangsa lain dalam memperkaya motif batik di tanah air, seperti dari bangsa India dan China. Pengaruh mata pencaharian juga mempengaruhi motif & corak batik di Indonesia. Ada pula ruangan yang menceritakan batik yang dipakai oleh Keraton Surakarta dan  Keraton Jogjakarta. Salah satu perbedaannya adalah corak  yang dari kanan atas ke kiri bawah untuk batik Surakarta & motif sebaliknya yaitu corak dari kiri atas ke kanan bawah untuk batik Jogjakarta. Saya baru tahu tentang hal ini.

Batik Kraton (kiri) ; Batik Danar Hadi (kanan) ~ diambil dari http://www.houseofdanarhadi.com/

Batik dari Kudus dan Pekalongan berwarna dasar biru. Sedangkan dari Keraton (ningrat) selalu berwarna cokelat yang akhirnya ditiru oleh bangsawan Belanda kala itu untuk menunjukkan kasta yang lebih tinggi dari rakyat jelata. Motif batik dari China berwarna lebih muda (soft).

Juga ada ruangan yang memperlihatkan tahap demi tahap pembuatan batik tulis & juga bahan-bahan yang digunakan. Dari sana saya tahu bahwa butuh ketelitian tinggi serta proses yang sangat lama untuk membuat selembar kain batik tulis yang indah. Pantas saja jika harga jual batik tulis selalu tinggi, maklum karena proses nya yang memakan waktu & tenaga.

Di ruangan lain juga diceritakan mengenai silsilah keluarga PT Danar Hadi. Bapak H. Santosa Doellah, pemilik brand batik Danar Hadi, bagaimana dari nenek moyang beliau sudah mengabdikan hidupnya untuk batik & turun menurun sampai ke Bapak Santosa. Masing-masing dengan lembaran batik hasil karya tiap generasi yang dipajang rapi. Sedangkan nama Danar Hadi diambil dari nama istri tercinta dari Bapak Santosa, Ibu Danar. Nama Hadi adalah nama mertua dari Bapak Santosa.

Membuat pola batik diatas kain putih polos
Proses pembuatan batik tulis
Di ruangan pertama sampai terakhir batik-batik dipajang, kita tidak boleh mengambil gambar (memotret) karena kain batik yang tua sangat dilindungi dari sinar kamera yang dapat membuat warna batik memudar. Kita hanya boleh mengambil gambar di ruangan produksi batik Danar Hadi, dari proses pembuatan pola yang dilakukan oleh karyawan pria, dilanjutkan proses batik tulis oleh para karyawan wanita, proses batik cap oleh karyawan pria, sampai ruang supervisor, pewarnaan/cuci batik, sortir batik & lolos uji kelayakan.

Proses pembuatan batik cap
Ruangan supervisor (kiri) ; Ruangan pencucian & pewarnaan batik (kanan)
Ruangan sortir (pengecekan batik yang sudah jadi)
Dari kunjungan ke museum ini saya mendapatkan pengalaman & pengetahuan baru tentang batik. Dan tentu saja, saya makin mengagumi & mencintai batik yang merupakan salah satu warisan asli dari nenek moyang kita. Yuk kita sayangi batik ! ^^


 ***


Letak Museum Batik Danar Hadi :
Jl. Brigjen Slamet Riyadi 261, Surakarta 57141
Tel. (0271) 714326
Jam buka : Jam 9.00 - 16.30 WIB
Libur : 17 Agustus & Hari Raya Islam
Tarif : Rp 25.000 (umum), Rp 15.000 (pelajar)

Untuk baca selengkapnya tentang sejarah Museum Batik Danar Hadi, kunjungi situs dibawah ini : 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar