Jumat, 20 Januari 2017

Jalan-jalan di Bangka Part 2

Daftar isi :
* Danau Kaolin Belinyu
* Gua Maria Belinyu
* Otak-otak Asam
* Pantai Penyusuk
* Pantai Parai Tenggiri
* Pantai Tongaci, Tukik Babel
* Toko oleh-oleh LCK , Kartini jl jend sudirman
* Kopi Tung tau - kopi O
* Lempah Kuning


DANAU KAOLIN BELINYU
Kami mengunjungi danau kaolin ini sewaktu dalam perjalanan menuju Belinyu. Sewaktu melewati jalan yang cukup sempit untuk mobil, kami melihat di kanan jalan ada danau kaolin yang cukup besar. Karena jalan ke arah danau agak sulit, kami hanya bisa mengambil fotonya dari pinggir jalan.


danau kaolin yang cukup besar dalam perjalanan ke Belinyu

Sebenarnya ada beberapa danau kaolin yang kami lewati, hanya saja ukurannya bervariasi, ada yang kecil, ada yang cukup besar seperti dalam foto diatas. Tapi terkadang letaknya sulit untuk diambil gambar karena harus berjalan dulu agak jauh dari jalan. Nah yang ini cukup dekat dari jalan sehingga bisa ambil fotonya :)


GUA MARIA PELINDUNG SEGALA BANGSA BELINYU



Agenda wajib saya selama di Bangka adalah pergi berziarah sejenak di gua maria yang terletak di Belinyu ini.  Terletak di Kuto Panji, Belinyu, Kab Bangka, dibagian belakang sebuah Gereja Katolik, dimana berdiri sekolah juga disana. Sejarah mengenai Gua Maria Pelindung Segala Bangsa ini bisa dibaca disini.



Untuk menuju ke Gua Maria Belinyu dari kota Pangkal Pinang memakan waktu kurang lebih 1,5-2 jam, melewati kota Sungailiat.

Gua Maria Belinyu cukup luas, dan bila melakukan jalan salib, kita akan mengelilingi bukit dibagian belakang gua. Di lokasi gua juga terdapat pohon-pohon raksasa yang bentuknya cukup menarik. Hawa di Gua Maria ini adem & menyejukkan. Kebetulan sewaktu kesini turun gerimis hingga hujan agak deras tapi selang beberapa lama hujan reda jadi kami bisa santai mengitari tiap sudutnya. Nah karena kami kesini waktu low season & bukan hari libur, pengunjungnya cukup sedikit.


Gua Maria Pelindung Segala Bangsa - Belinyu






OTAK-OTAK ASAM
Siapa yang belum tahu otak-otak tengiri? Dari kecil saya tahu otak-otak tengiri itu bentuknya seperti pepes, dibungkus daun pisang & dibakar. Ukurannya kecil tapi panjangnya mirip pepes udang/kodok.
Nah di Bangka, saya menjumpai otak-otak yang dijual bentuknya memang seperti pepes tapi pendek-pendek, tidak panjang seperti yang biasa saya beli.

Salah satu tempat yang terkenal dengan kelezatan otak-otak Bangka adalah di Belinyu. Nah lokasi yang driver kami rekomendasikan adalah di dekat gua Maria Belinyu. Maju sedikit & di seberangnya ada penjual otak-otak yang sudah lama berdiri, Otak-otak Asam. Ini namanya Asam, bukan rasanya yang asam lho hehehe..



Seorang bibi penjual yang ramah menanyakan pesanan kami & menawarkan minuman khas Bangka yang enak juga. Kami mencoba es kacang merah, yang ternyata rasanya sangat enakk.. recommended deh rasa es nya :)
Cerita lengkapnya sudah pernah saya terbitkan disini.



Lepas dari makan siang enak diatas, kami menuju Pantai penyusuk, pantai di Bangka yang paling recommended. Pantai eksotis yang dipenuhi batu-batu granit raksasa.



PANTAI PENYUSUK
Terletak di Desa Penyusuk, Kelurahan Bukit Ketok. Sepanjang perjalanan yang melekat di ingatan saya, kami melewati perkampungan etnis china yang masih kental adat istiadat & agamanya, perkampungan melayu, juga lokasi tambang timah yang dikelola oleh penduduk lokal.

Bisa dibilang pantai Penyusuk adalah pantai favorit saya selama di Bangka. Menurut saya dari banyaknya pantai di pulau Bangka, pantai penyusuk adalah pantai yang paling indah. Batu-batu granit besar kecil banyak sekali di pinggir pantai ini, sehingga pantai penyusuk tampak sangat eksotis. Tak kalah juga pasir pantai yang putih & lembut, air tosca kehijauan yang bening sehingga kalau main air, tampak jelas pasir di bawah air laut dengan batu kecil yang bertebaran cantik dengan aneka bentuk & ukuran.



Kebetulan karena kami datang tidak di hari liburan, maka pantai ini tidak banyak pengunjungnya alias sepii.. yihaaaa !!! Hubby tidak membuang-buang waktu untuk berfoto lebay loncat-loncatan di pantai ini. Serasa ini pantai privat milik kami berdua pemirsa hahaha.... dan dan... cuaca sangat mendukung karena tidak panas & tidak hujan pulaaa.. makin lama pulalah kami menghabiskan waktu di pantai ini.



Di hadapan pantai Penyusuk terdapat 2 pulau kecil yang terkenal, pulau Lampu & pulau Putri, dengan legendanya masing-masing. Untuk menuju ke 2 pantai ini pengunjung dapat menyewa kapal nelayan setempat yang bertengger di bibir pantai. Karena cuaca beberapa hari ini yang hobby hujan, kami (lebih tepatnya sayaa hehehe..)  mengurungkan niat untuk menyeberang ke pulau tsb.




Lepas dari pantai Penyusuk, kami melanjutkan perjalanan ke pantai berikutnya..




PANTAI PARAI TENGGIRI
Terletak di Desa Sinar Baru, Kec. Sungailiat, Kab. Bangka. 
Informasi mengenai pantai ini dapat dibaca disini.

Sebelum masuk ke pantai, kami parkir di area halaman hotel Parai Beach Resort & Spa. Untuk masuk ke area pantai beli dulu tiketnya di hotel ini. Harga tiket Rp 25.000,- (bulan Oktober 2016). Tiket masuk tsb bisa ditukarkan dengan minuman ringan di restoran hotel yang menghadap ke pantai.

klik untuk memperbesar gambar ; pantai Parai Tenggiri yang cantik :)


Pantai Parai berpasir putih dengan batu granit yang bertebaran tapi tidak sebanyak di pantai Penyusuk. Ada jembatan yang tengah dibangun di pantai ini. Hiburan di pantai ini sebagian besar yang saya lihat disediakan oleh hotel Parai Beach. Hotel ini termasuk hotel lama (sejak dulu kala berdiri, kata driver kami Pak Rozak). Untuk basuh kaki tangan setelah bermain air dapat dilakukan di kamar mandi umum yang disediakan di hotel. Sayang kebersihannya masih kurang menurut saya, semoga ke depannya ditingkatkan lagi mengingat untuk masuk kawasan pantai ini ditarik biaya yang lumayan dibanding masuk ke pantai-pantai yang lain di Bangka.

klik untuk memperbesar gambar yah :)


Sewaktu saya di pantai Parai Tenggiri, banyak kapal-kapal layar yang bentuknya keren-keren, yang berlabuh tak jauh dari bibir pantai.

Lepas dari sini pak Rozak menawarkan ke pantai Matras, tapi kami urung mengunjungi pantai lagi karena hari sudah sore, ingin segera melihat penangkaran tukik yang terkenal di Bangka. Jadilah kami langsung capcus kesana..



PANTAI TONGACI, TUKIK BABEL CONSERVATION
Jl. Laut,  Kampung Pasir, Sungailiat, Kab. Bangka.
Buka jam 08.30-18.00 sore. Jadi jangan sampai kesorean ya kalau mau lihat tukik babel yang lucu ituu ^^



Tujuan utama kami ke pantai Tongaci adalah melihat penangkaran tukik babel. Tukik Babel adalah bayi penyu yang masih kecil-kecil, yang dipelihara di penangkaran sementara sebelum dilepas di lautan. Di penangkaran ini bisa dilihat proses penetasan, pemeliharaan & pelepasan.  Pemeliharaannya sendiri didalam kolam-kolam yang disekat & kita bisa melihat dari atas jembatan kayu.

Penangkaran ini salah satu wujud kepedulian terhadap populasi penyu yang semakin langka & hampir punah, salah satunya karena rusaknya ekosistem laut yang disebabkan kegiatan penambangan timah oleh kapal hisap.





Sekedar informasi, ada 7 jenis penyu yang hidup di dunia, dan 6 diantaranya hidup di Indonesia yaitu penyu belimbing, penyu hijau, penyu sisik, penyu tempayan, penyu lekang, dan penyu pipih. Yang ada di penangkaran ini ada 2 jenis, penyu hijau & penyu sisik.
Baru dibuka untuk umum tahun 2015, tujuan wisata ini termasuk baru pemirsa, jadi jangan lewatkan kesempatan langka melihat secara langsung tukik babel yang lucu-lucu ini yaa ^^

Lepas dari pantai Tongaci sudah petang pemirsa, jadi kami langsung menuju toko oleh-oleh LCK untuk membeli oleh-oleh buat keluarga. Selain LCK ada juga toko Kartini yang sama-sama berada di jalan Jenderal Sudirman. Keduanya memiliki kelebihan masing-masing. Cerita lebih lengkapnya bisa dibaca disini.


CAFE TUNG TAU - KOPI O
Tung Tau Cafe adalah kedai kopi legendaris di Bangka, berdiri sejak tahun 1938 & pertama kali hanya ada di kota Sungailiat. Saat ini sudah ada beberapa cabangnya di kota Pangkal Pinang seperti di Jalan Jend Sudirman & Depati Hamzah.  Kabarnya Tung Tau sudah merambah ke Jakarta juga. Nah saya berkesempatan mengunjungi Tung Tau Cafe di jalan Depati Hamzah. Cafe kopi ini juga sudah saya bahas sebelumnya disini.


Roti bakar Telor & kopi hitam yang legendaris




LEMPAH KUNING
Salah satu kuliner khas pulau Bangka adalah makanan khas yang satu ini, lempah kuning. Apa sih lempah kuning itu?  Lempah kuning adalah ikan (biasanya tenggiri/kakap merah/kerisi) yang dimasak kuah kuning dari bumbu kunyit, bawang merah, bawang putih, cabai, lengkuas & belacan. Biasanya lempah kuning dimakan bersama Lempah Darat. Nah lohh.. apa itu lempah darat? secara penampakan, lempah darat ini mirip dengan sayur asem di pulau Jawa. Tapi rasanya sungguh berbeda pemirsa hehehe..




Saya mencoba masakan lempah kuning di salah satu resto yang terkenal di Pangkal Pinang, Lesehan Greeng. Cerita lebih lengkapnya bisa dibaca disini.

Nah setelah kenyang, kamipun puas pulang ke hotel.. perjalanan hari ini sampai disini dulu yaa..
Lanjut ke cerita jalan-jalan di Bangka Part 3.


Salam Jalan2!

Baca juga cerita perjalanan yang lain :

Jalan-jalan di Bangka Part 1
Jalan-jalan di Bangka part. 3
Mencari cafe kopi asyik di Jogja, ayuk kesini !



















3 komentar:

  1. Kalo untuk solo backpacker kesana aman gak

    BalasHapus
  2. aman2 aja.. cuma transportnya yang rada susah kalau tidak sewa mobil, jarak antar kota jauh & saya blm menjumpai transportasi umum.

    BalasHapus
  3. ristles or a pot towel to avoid hurting the pot.
    NChina Purple Clay Teapotote: In order not to damage the patina, when we soak the water, we can only soak the alkaline water in the pot like a tea. Do not soak the pot in a large container filled with alkaline water to prevent the outer layer of the pot from being affected. Pulp effect.
    Classic style of purple clay teapot
    Xi Shi pot
    Formerly known as Xi Shi milk, the shapeYixing Purple Clay Teapot Set of the pot is like the beauty of Xi Shi's breast, indeed the pot is like a plump breast, the pot is like a nipple, the flow is short and slightly thick, the shape is inverted, the cover is closed, the bottom of the pot is near At the bottom, the bottom is closed, and the latter feels that the "Western Milk" is indecent, and it is called "the inverted West Shi pot".
    fang gu pot
    TPurple Clay Teapot With Infuserhe earliest found in the modern Zhao Songting was instructedHandmade Ceramic Teapot by Wu Dazhao.Cheap Ceramic Teapots The body was flat, the belly drum, the neck height and the cover were smooth. The lid and the mouth wAuthentic Purple Clay Teapotere closely matched along the sub-busbar. The synthetic roun

    BalasHapus