Senin, 14 September 2015

JALAN-JALAN KE LOMBOK (PART 2)

 JALAN-JALAN KE LOMBOK (PART 2)

KUNJUNGAN KE :
* PURA BATU BOLONG
* AIR TERJUN SENDANG GILE
* TAMAN RAMADA


PURA BATU BOLONG
Kunjungan saya ke Pura ini tidak direncanakan karena pertama kali melihat Pura ini ketika hendak menuju ke hotel kami di kawasan Senggigi. Letak Pura yang dipinggir jalan cukup menarik perhatian & saya memutuskan untuk mengunjungi Pura Batu Bolong sebelum perjalanan ke Air Terjun Sendang Gile.


Sesuai namanya, Pura ini dinamakan Batu Bolong karena ada batu besar didalam kawasan Pura yang bolong (lobang di tengahnya). Dan didalam pura ini kita bisa melihat pemandangan pantai Senggigi yang cantik karena memang berbatasan langsung dengan Pantai Senggigi. Rata-rata wisatawan melihat sunset di pantai Senggigi melalui Pura ini karena sangat cantik dengan latar belakang Gunung Agung Bali.


Bagi yang hendak mengunjungi Pura Batu Bolong dari bandara Lombok di Praya, kira-kira membutuhkan waktu 1,5jam menggunakan bus Damri yang bisa dibeli tiketnya langsung di bandara.

Batu yang berlobang di dalam kawasan Pura


Setelah selesai di Pura Batu Bolong kami melanjutkan perjalanan ke Air terjun Sendang Gile, tapi sebelumnya kami foto-foto dulu dengan latar belakang pantai Senggigi yang cantik dari ketinggian hehehe.. Pemandangannya memang sulit dilupakan deh.. >.<






AIR TERJUN SENDANG GILE
Terletak di desa Senaru, Kecamatan Bayan, Kab Lombok Utara. Air terjun ini masih satu kawasan dengan Taman Nasional Gunung Rinjani & sebagai pintu masuk pendakian menuju Gunung Rinjani.

Nah sewaktu hendak masuk ke area wisata ini, driver kami Pak Wayan, menyampaikan bahwa kami akan diantar oleh guide lokal disana & akan tawar menawar sendiri berapa biaya pendampingan tsb. Rada bingung juga karena saya kira akan masuk ke kawasan air terjun cukup membayar tiket masuk yang saya kira juga tidak akan mahal. Sementara driver kami beserta mobil carteran akan parkir & menunggu di area restoran lokal terdekat Senaru Resto.

Akhirnya disepakati biaya pendampingan termasuk tiket masuk ke area air terjun sebesar Rp 150.000,- untuk saya & suami. Mas-mas guide lokal ini hanya menurunkan sedikit dari penawaran sebelumnya yang ngotot Rp 200.000,- untuk pengantaran sampai air terjun Tiu Kelep yang letaknya berdekatan dengan Sendang Gile. Cukup mahal bukan ? 

Sewaktu jalan kaki menuju anak tangga yang menurun ke area air terjun, saya melewati sebuah pos kecil yang dijaga petugas resmi, dengan spanduk banner besar bertuliskan WELCOME TO SENDANG GILE & didalamnya terpampang harga tiket masuk area air terjun 'hanya' sebesar Rp 10.000,-/orang.

Well, mahal amat yak si mas menaikkan harga? >.< kata si Mas, kalau tidak pakai jasa guide bakal terjadi hal-hal tidak diinginkan di kawasan tsb (misal tersesat/ kecelakaan, si mas ngasi contoh cerita yang sebelumnya pernah terjadi), karena yang tahu letak jalan & keamanan adalah orang lokal yang tak lain tak bukan adalah para guide lokal ini... Hmmm.... setelah saya pikir-pikir mungkin yang dimaksud si mas adalah jalan ke air terjun Tiu Kelep yang saya lihat memang cukup terjal, dan lebih berliku-liku. Tapi kalau jalan ke Sendang Gile sudah cukup jelas, jadi menurut saya kecil kemungkinan tersesat/mengalami kecelakaan. *sambil berdoa sebelum jalan-jalan tentunya* :D


Untuk menemukan Air Terjun Sendang Gile ini pengunjung harus menuruni anak tangga yang cukup banyak, sekitar 200an anak tangga. Di tengah-tengah perjalanan akan ada tempat persinggahan (seperti gazebo kecil) untuk duduk duduk istirahat dulu bagi yang menggos-menggos alias tidak kuat hehehe..

Air terjun Sendang Gile memiliki ketinggian 600meter diatas permukaan laut & terdiri dari dua tingkat & sekilas tampak seperti kelambu.


Wisatawan lokal & mancanegara yang saya lihat cukup banyak jumlahnya, tapi tidak sampai berkerumun padat. Jadi masih bisa menikmati air terjun dengan santai. Ada yang turun kebawah air terjun & mandi sekalian hehehe.. tapi bagi saya yang masih harus melanjutkan perjalanan tidak mungkin dong basah-basahan **ngelezz..., kemanakah jiwa pemberani itu pergi** hahahaa...

Jadi saya & suami hanya foto di depan air terjun sambil duduk manis di bangku kayu yang tersedia di area air terjun.. :D


Lepas dari sini, kami pun mampir di restoran Senaru Resto, tempat mobil kami parkir, sekalian bersih2 & makan siang disana. Sepertinya Senaru Resto ini satu-satunya resto yang paling strategis, sehingga hampir semua turis yang saya temui kesini untuk bilas & makan siang. Resto  ini sangat ramai & ada beberapa gazebo cantik dengan pemandangan langsung ke hutan & air terjun Sendang Gile. Untuk citarasa makanannya standard, harga juga standard tidak terlalu mahal. Hanya saja yang saya sayangkan, kebersihan toiletnya sangat kurang. Sayang sekali, padahal tempatnya sudah cukup oke, viewnya juga cantik. Semoga ke depannya resto ini bisa meningkatkan kebersihan toiletnya.


TAMAN RAMADA
Terletak di Desa Lembuak, Kecamatan Narmada, Kab. Lombok Barat. Luas Taman Narmada ini sekitar 2 Ha, dibangun oleh Raja Lombok tahun 1727, Anak Agung Ngurah Karang Asem. Sang Raja memerintahkan pembangunan taman Narmada ini sebagai tempat melakukan ritual kurban (pekelem) karena Sang Raja sudah terlalu tua sehingga tidak bisa melakukan pekelem di puncak Gunung Rinjani. 
Itulah sebabnya Taman Narmada ini menjadi miniatur Gunung Rinjani, lengkap dengan danau Segara Anak yang berjumlah tiga (tiga). Danau di taman ini berbentuk kolam dengan air yang jernih.

Saat saya hendak masuk kawasan taman Narmada, seorang guide lokal menghampiri, ternyata ditempat ini berlaku pula seperti di kawasan air terjun sebelumnya, perbedaannya si Mas guide ini tidak memberikan tarif alias seiklasnya, Mas yang menjadi guide kami adalah pria muda pakai kacamata hitam (trendi juga ya? hehehe..) dia menjelaskan tiap detail bangunan di dalam taman, dengan suara yang cukup pelan sehingga saya sayup sayup kadang dengar kadang tidak. But its okey'lah.. karena saya lebih tertarik melihat bangunan yang ada dibanding mendengarkan suara si mas sih hehehe..

Di dalam taman Narmada terdapat bangunan yang dinamai Balai Terang, yaitu sebuah bangunan yang berfungsi sebagai tempat istirahat raja & keluarga pada musim panas. Rumah ini berbentuk panggung yang seluruhnya terbuat dari kayu.

 

Didalam taman Narmada yang luas ini, yang menarik perhatian saya adalah Pura Kelasa atau Pura Narmada. Untuk sampai di pura ini, kita harus naik puluhan anak tangga yang cukup tinggi, yang dibuat seakan kita sedang menaiki kaki gunung Rinjani. Keterangan yang terdapat di depan Pura Kelasa, menyebutkan bahwa Pura Kelasa adalah salah satu Pura Jagat tertua di Lombok. Pura Kelasa sebagai replika Gunung Rinjani yang secara kesatuan dengan Kolam Segara Anak/Ageng melambangkan Makrokosmos (alam semesta).

puluhan anak tangga menuju Pura Kelasa

Di area Pura Kelasa yang luas terdapat Bale Gong, seperti gazebo yang nyaman buat duduk-duduk. Saya melihat beberapa pengunjung duduk santai sambil melihat pemandangan sekitar yang tampak dari atas Pura Kelasa, kolam Segara Anak. Di area ini juga terlihat beberapa pedagang yang menjajakan dagangannya, termasuk seorang ibu yang menggendong dagangannya.

Bale Gong Pura Miru Narmada


Pemandangan dari atas, Kolam Segara Anak

Lepas dari Pura Kelasa kamipun berjalan turun dan melewati Halaman Jabalkap. Halaman Jabalkap adalah bagian dari Taman Narmada yang terletak di halaman terdepan. Jabalkap terdiri dari bangunan dengan dua kolam kembar & semula terdapat dua buah bangsal yang berfungsi sebagai tempat penjagaan. Saat ini para pengunjung tidak lagi masuk dari arah Halaman Jabalkap, jadi pintu awal masuk sudah berubah dari awal mulanya.



Di salah satu kolam ini kami melihat ada bapak tua sedang memancing di pojokan hehehe.. sepertinya warga lokal bisa mudah masuk kawasan Taman Narmada ya hihihi..
Selanjutnya kami melewati Merajan Sanggah, adalah bangunan suci tempat pemujaan Raja kepada para  leluhur & Tuhan Yang Maha Esa.

Merajan Sanggah

Oya di Taman Narmada juga terdapat Balai Petirtaan dimana terdapat mata air yang konon bisa bikin awet muda karena sumbernya yang berasal dari mata air Gunung Rinjani. Setelah saya baca-baca ternyata Balai Petirtaan selain mempunyai mata air dari  Gunung Rinjani  juga menjadi pertemuan tiga sumber air, yaitu Narmada, Lingsar & Suranadi. Karena alasan inilah maka air di balai petirtaan dipercaya membuat awet muda. Orang yang datang cukup meminum/membasuh mukanya dengan air tsb.

Setelah dari Taman Narmada, kamipun pulang ke  hotel di Senggigi & makan malam seperti kemarin dengan menu pelecing kangkung serta ikan Lele wkwkwk.... 
Sampai ketemu di cerita jalan-jalan di Lombok Part 3 ya.. :D

Salam Jalan2 !

***


Baca cerita jalan-jalan lain di Lombok:









Tidak ada komentar:

Posting Komentar